Pohon asemku kini punya rumah baru. Merata bersama tanah. Sama tinggi dengan teras depan rumah. Aku suka pohon asemku kini juga punya teman. Tabebuya merah muda.
Kamu akan menemukanku tersenyum saat melihatmu. Entah itu sebentar atau dalam waktu yang lama. Kamu akan menemukanku dengan mata yang berbinar. Pertemuan-pertemuan kita akan terasa ajaib setiap kali terjadi.
Kamu boleh percaya atau tidak. Kamu tidak akan melupakanku.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Allāh ‘Azza wa Jalla berkata, ‘Apabila hambaKu berkehendak untuk melakukan kejelekan maka janganlah kalian tulis. Kemudian apabila dia melakukan kejelekan tersebut maka tulislah satu kejelekan. Dan apabila dia berkehendak untuk berbuat baik kemudian tidak mengamalkannya maka tulislah satu kebaikan. Kemudian apabila dia mengamalkannya maka tulislah sepuluh kebaikan’.” (HR Muslim)
----
Betapa niat baik adalah sumber dari kebaikan yang berlipat. Pantas saja sejatinya kebaikan tetap akan selalu menang, karena pada akhirnya kebaikan akan terus semakin banyak. Banyak dan banyak.
Kamu cuma butuh keyakinan itu dan jangan pernah menyerah di sini.
"aku kerja bukan buat cari uang tujuannya."
Mak jleb. Padahal ngomongnya sambil santai karena obrolan kita yang sebelumnya sesantai itu dan memang random. Tapi kalimat itu tetap terngiang sampai saat ini aku ngetik. Mungkin terhitung dari hari itu sampai sekarang, sekitar 3 bulanan. Maka sempurna sudah kalimat itu seperti kaset rusak yang terus diputar. Siapa orang yang kerja bukan cari uang? Cmon. But she did. She actually meant it. Dari cara keseharian dia dan sepemahamanku semenjak kenal dengan sosoknya, sepertinya dia sungguh-sungguh dengan ucapannya. Aku merasa dia punya nilai yang memang sudah sampai di sana.
Then I reflect on myself.
What is my urgency? My goal? My purpose in this work-life journey?
Apa iya hanya tentang melunasi hutang, melepaskan diri dari jeratan sandwich generation, mengharap kehidupan lebih baik alih-alih punya tabungan masa tua supaya ga ngulang kejadian yang sama untuk penerus keluarga. Apa iya hanya tentang menghabiskan waktu untuk hal-hal yang katanya lebih bermanfaat untuk orang lain. Apa iya hanya tentang kepentingan dapat titel dan pengakuan dunia? Lantas tujuan yang lebih dalam terlupakan. Buat apa aku kerja? Gimana caranya biar kerjaku jadi berkah dan bukanlah cikal bakal musibah. Pukulan telak menuju akhir tahun 2024. Pukulan telak di usia kepala tiga. Pukulan telak tapi sepertinya aku masih diberi kesempatan untuk menahan dan melancarkan strategi baru agar hidup tidak melulu soal uang, soal pengakuan, soal dunia.
Dunia kita kecil dan sungguh sesaat.