Jadi ingat waktu jalan dengan Putih. Kita mampir ke toko buku dan liat-liat alat musik. Aku memang tertarik untuk membeli gitar, cepat atau lambat aku pasti membelinya. Untukkku atau tidak, aku tetap akan membelinya. Kau tahu? Dia menawarkan dirinya untuk menemani membeli gitar itu :) Hhe, agak takjub waktu dengar kata tawaran itu terlontar dari Putih.
Putih mau nemenin aku? What?
Satu lagi, kami sempat juga membicarakan tentang piano. Lalu dia menghampiri sebuah piano saat aku masih sibuk memperhatikan lekuk gitar yang menawan itu. Ada nada berdenting di belakangku, itu Putih yang memainkannya :) Awalnya kurang mulus, tapi perlahan menjadi lagu yg aku kenal.
Akibatnya, sekarang ..tiap kali aku dengar suara piano.. aku ingat Putih dan senyumnya.
Berlebihan memang rasanya, tapi aku senang saja jika mengingat hal itu. Untuknya, cintaku mungkin cinta platonis.. Tapi Putih akan tetap jadi Putih di hidupku.