Kalau manusia itu bisa berbuat semaunya, pasti dunia ini akan jadi semakin kacau dibuatnya. Manusia itu memang tak bisa didiamkan. Sesekali harus ada manusia lain yang menegurnya untuk sadar dan bangun dari dunia kegooisannya sendiri. Manusia itu perlu diingatkan untuk tidak berbuat sewenang-wenang terhadap apapun yang ada di dalam dan di luar dirinya sendiri. Aneh rasanya ketika melihat dia masih sangggup hidup pada pertahanan yang hampir roboh dari lama. Ya, tapi itulah dia. Manusia yang berkata bahwa dirinya mampu melewati semua rintangannya tanpa harus berkeluh atau membuat dirinya layu di mata orang lain.
Manusia bebal yang ternyata memiliki sejuta kelembutan hati dan cinta.
Manusia bebal yang ternyata memiliki sejuta kelembutan hati dan cinta.
"Sejak kapan kau suka hujan, Rei?"
"Entahlah..", Rei tetap dengan kesibukan tangannya mencoba menggenggam hujan.
"Lalu apa bahagia yang kau rasa saat berhasil menyentuhnya, Rei?"
"Mungkin. Aku hanya berusaha menyatukan jiwaku, melebur bersama derasnya hujan. Hanya itu.." kali ini Rei menatapku lekat.
Aku tersipu, hanaya malu-malu mendengarnya. Tapi ikut menatapnya..
Muncul lagi pertanyaan..
"Kamu memujanya, Rei! Semua tentangnya. Apa kau mulai jatuh cinta, Rei?"
diam sejenak..
"Kau..tak perlu tahu itu cinta atau apapun itu namanya. Yang jelas aku merasa sangat senang ketika memandangnya, mendengarnya berdendang. Cukup kau rasakan saja dengan hatimu."
"Rei, lalu..."
"Sudahlah..nikmati saja harimu ini bersamaku. Tidak usah banyak tanya tentang dia kepadaku." Rei sambil tersenyum memandangku..
Lagi-lagi aku menghangat.
------
Percakapan itu masih saja menggelitik sebagian memoriku. Rei masih sama, menyukai hujan, menikmatinya, menantinya. Bahkan Rei rela menghabiskan waktu untuk seharina bersama dia, jika hari itu dia memang datang.
Rei tidak berubah. Rei selalu mencintai dia. Mencintai hujan..
Tapi aku yg berubah.
Reihan Rain Al Fajr
Aku hanya akan jadi bayangan hujan, Rei.
Tak akan pernah sama.
Aku ini terlalu kering untuk berbagi keceriaan bersamamu seperti hujan.
Reihan Rain Al Fajr
Lelaki Hujan yang datang menyapaku.
dan aku terusik karenamu....
"Entahlah..", Rei tetap dengan kesibukan tangannya mencoba menggenggam hujan.
"Lalu apa bahagia yang kau rasa saat berhasil menyentuhnya, Rei?"
"Mungkin. Aku hanya berusaha menyatukan jiwaku, melebur bersama derasnya hujan. Hanya itu.." kali ini Rei menatapku lekat.
Aku tersipu, hanaya malu-malu mendengarnya. Tapi ikut menatapnya..
Muncul lagi pertanyaan..
"Kamu memujanya, Rei! Semua tentangnya. Apa kau mulai jatuh cinta, Rei?"
diam sejenak..
"Kau..tak perlu tahu itu cinta atau apapun itu namanya. Yang jelas aku merasa sangat senang ketika memandangnya, mendengarnya berdendang. Cukup kau rasakan saja dengan hatimu."
"Rei, lalu..."
"Sudahlah..nikmati saja harimu ini bersamaku. Tidak usah banyak tanya tentang dia kepadaku." Rei sambil tersenyum memandangku..
Lagi-lagi aku menghangat.
------
Percakapan itu masih saja menggelitik sebagian memoriku. Rei masih sama, menyukai hujan, menikmatinya, menantinya. Bahkan Rei rela menghabiskan waktu untuk seharina bersama dia, jika hari itu dia memang datang.
Rei tidak berubah. Rei selalu mencintai dia. Mencintai hujan..
Tapi aku yg berubah.
Reihan Rain Al Fajr
Aku hanya akan jadi bayangan hujan, Rei.
Tak akan pernah sama.
Aku ini terlalu kering untuk berbagi keceriaan bersamamu seperti hujan.
Reihan Rain Al Fajr
Lelaki Hujan yang datang menyapaku.
dan aku terusik karenamu....
Akhirnya kamu datang dengan sejuta kesejukan :)
ada tetes air mata di dini hari menjelang fajar menjelma.
Aku terdewasakan oleh waktu yg kian mengejar tanpa ampun. Tak bisa lari menghindar. Biarkan tangan-tangan Tuhan yang berbelas kasih yang menjagaku.
Papa tersayang dan Mama tercinta..
Tahun ini aku tak di sana
tapi jiwa dan hatiku selalu bersamamu...
Kedewasaanku karena kerja keras kalian....
Aku terdewasakan oleh waktu yg kian mengejar tanpa ampun. Tak bisa lari menghindar. Biarkan tangan-tangan Tuhan yang berbelas kasih yang menjagaku.
Papa tersayang dan Mama tercinta..
Tahun ini aku tak di sana
tapi jiwa dan hatiku selalu bersamamu...
Kedewasaanku karena kerja keras kalian....
Entah kenapa harus selalu hujan...
Aku bertahan pada satu pengharapan tentang cinta yg akan menyapa di kala hujan memuja.
aku mulai mencintaimu ketika aku menyukai tirta-tirta ini bertahta.
Entah kau suka atau tak suka
...
hari ini aku merasa sepi, Rain.
Titan entah di mana..
Meda bahkan pergi tak bilang apa-apa..
Lalu aku harus bagaimana?
Aku ingin mengejarmu saja rasanya, meski sampai ke ujung dunia dan waktu..
Aku bertahan pada satu pengharapan tentang cinta yg akan menyapa di kala hujan memuja.
aku mulai mencintaimu ketika aku menyukai tirta-tirta ini bertahta.
Entah kau suka atau tak suka
...
hari ini aku merasa sepi, Rain.
Titan entah di mana..
Meda bahkan pergi tak bilang apa-apa..
Lalu aku harus bagaimana?
Aku ingin mengejarmu saja rasanya, meski sampai ke ujung dunia dan waktu..
Tidak pernah jadi masalah untukmu jika kau selalu acuhkan aku..
Begitu pun denganku, tidak pernah jadi masalah untukku, karena aku punya seribu cinta ....
Pergi saja.
Begitu pun denganku, tidak pernah jadi masalah untukku, karena aku punya seribu cinta ....
Pergi saja.