Merbabu - Titian Menuju Kedamaian [Bagian 2]

By orangemitrada - 11.3.14

Saya bahagia, bersyukur, karena alam telah memberikan rasa, bahwa saya hanyalah nano di semesta. -Astri Primasari, Clara

Saya suka tidur, bahkan kalau memang sedang suka-sukanya, ada sandaran kepala sedikit saja saya langsung bisa tidur, lima menit jadilah dan plus sudah masuk ke dunia mimpi pula. Tapi bukan itu yang akan saya bahas lebih lanjut :D
Sampai mana cerita saya tentang perjalanan saya ke Merbabu? Mari kita lanjutkan.

Flashback
Tawaran baik Pak Yanto kami aminkan untuk perjalan selanjutnya. Namanya juga manusia, mungkin beneran kesampean kalau suatu saat rencananya jalan-jalannya dikabul sama Allah. Detik-detik pergantian hari makin terasa. Mata sudah tidak kuat lagi untuk tetap terjaga, badan sudah tidak ingin lagi pindah tempat. Saya, sampai kereta berhenti di stasiun tujuan akhirnya tergolek menikmati tidur di kursi penumpang dekat toilet.

27 Desember 2013
Sudah masuk hari baru, Jumat. Kami masih dengan pose "manis" masing-masing di atas gerbong. Saya jadi teringat sesuatu, tentang keinginan untuk pergi jauh menggunakan kereta. And taadaa.. Itu sudah terwujud! Perjalanan ini memenuhi apa yg saya inginkan dulu. Jauh, tidak sebentar, ke tempat yg belum pernah saya datangi sebelumnya. Saya berterima kasih lagi ke sekian kali untuk apa yang bisa saya dapat sampai hari itu. Kompleksitas angan, impian lain, dan kekuatan diri yg sudah melemah, hingga akhirnya lelap.
Kalau boleh saya kira-kira, mungkin sekitar 15 menit sebelum turun, saya dibangunkan (eh, apa kebangun sendiri ya? --"). Teman-teman lain sudah siap-siap merapikan gembolan. Ngobrol lagi, ketawa lagi, diem lagi, sampai akhirnya pintu gerbong dibuka. Saya juga sudah siap dengan tas saya. Saya keluar. Kami semua keluar. Sampailah kami di St. Lempuyangan dini hari itu, sekitar pukul 3.30 waktu Indonesia bagian Lempuyangan. Alhamdulillah.. Selamat dari sergapan ketakutan sendiri selama di kereta. Saya pribadi sih. hehe
Saya, Dina, dan Icha memutuskan untuk sholat dulu sebelum Shubuh datang. Sempet cari-cari di mana letak masjid dulu. Ternyata ada masjid di stasiun, hanya karena posisinya di paling barat dan tidak berpenerangan, makanya tidak terlihat kalau tidak disisir. Kami pikir yg namanya masjid ya dibuka, tidak dikunci. Jadi kami berniat masuk saja, eh gataunya dikunci. Sedih.
Balik lagi ke tempat asal ngumpul, sekalian cari petugas yg-siapa tahu-bisa bantu kita buka itu masjid yg terkunci. Bertemulah. Tanya-tanya sebentar alhasil diberi tahu lah bahwa yg jaga masjid ada di dalam masjid, tinggal dipanggil aja. Jalan balik lah ke masjid, ketok-ketok lumayan lama, manggil-manggil lumayan keras, akhirnya bangunlan itu penjaga masjid. Zuper zekali perjuangan menuju kewajiban menghadap Allah pagi itu.

Note:
Langit. Keadaan pagi itu sungguh indah sekali. Saya gak bohong. Saya bisa lihat banyak sekali bintang di atas sana. Banyak rasi yg terlihat, tapi yg paling mudah dikenali oleh saya ya si Orion :D Itu Shubuh terindah ke dua yg pernah saya alami dalam hidup saya. Langit luas menetralisir tekanan yg menghimpit. Semua seperti tidak ada apa-apanya. Saya seperti terlahir kembali. (oke ini sudah mulai lebay)

Kami selesaikan dengan cepat kegiatan kami dan kembali masuk ke rombongan. Memulai perjalanan yang menggunakan kaki dengan artian sebenarnya. Seingat saya, saya kala itu merasa seperti akan pergi jauh sekali. Pertama kali di tempat asing di pagi yg hening. Menikmati setiap sapaan udara dingin yang melingkup. Terus jalan, tidak banyak tanya. Saya kira ada yg sudah tahu kita akan kemana dan mau apa. Jadi ikuti saja.
jalan-berhenti-lihat sekeliling (senyap)-memutar jalan-bertanya sebentar(akhirnya)-berhenti(lagi) di depan warung kecil yang masih tutup-(yg lain)nyebrang untuk mencari pasar terdekat(nyatanya ga ada)-merhatiin jalan(senyap)-langit mulai berubah hari mulai beranjak semakin jauh dari fajar-ada gerombolan sepeda motor berpacu kencang dari arah utara. Mereka kelihatan seperti preman yg baru saja menghabiskan malam dengan minuman keras di tangan. Keadaan yang saya kira tidak akan saya temui di tempat seperti ini.

Tidak dapat hasil apa-apa, lalu berjalan lagi :) Mencoba peruntungan ke Malioboro. Mencari pasar tumpah demi pemenuhan logistik selanjutnya. Sekaligus mencari asupan gizi bagi cacing-cacing di perut kami. Berjalan lagi dan sampai. Duduk. Yuda dan Brian yang cari logistik. Selebihnya menunggu di salah satu bangku batu bundar di sebelah shelter Trans Jogja. Sambil sarapan nasi angkringan, menikmati suasana Jogja pagi hari.
sumber: http://instagram.com/p/iZyC31nPth/


Jangan tanya mana bukti pagi yg indah itu, bukti itu sudah terhapus tanpa jejak. Tak terelakan sama sekali. Mungkin ini adalah tanda bahwa saya harus kembali suatu saat nanti, tapi entah kapan. (Icha, hm ya sudahlah)

Singkat cerita kami naik Trans Jogja. Tujuan awal ke ...... (somebody help me for feel this blank, please!) Tapi akhirnya ke Terminal Jombor, itu juga karena dilempar sana sini, maksud orang-orang ini adalah baik karena mau memberitahukan arah yang benar kepada kami, tapi kok kenapa infonya beda-beda to, Pak, Bu? *pusing di kota asing

Then, we arrived.
Mari luruskan kaki, kawan. Ada jalan lebih panjang sudah menanti sesaat lagi.

Awalnya saya berpikir bahwa kami akan langsung naik sesuatu lagi dan segera pergi dari sini, kenyataan bilang tidak untuk sekian kalinya. Kami menunggu dari waktu ke waktu, bahkan saya sempat bersih-bersih badan di kamar mandi terminal, sempat beli garam dan kopi. Asli. Udara cerah memang membuat gerah. Sudah pukul 10 pagi baru akhirnya saya paham bahwa kami akan sewa pick up langsung untuk sampai ke tempat yang sejak awal jadi tujuan keberangkatan ini. Keril kami rapikan dan siap untuk diangkat kembali.

--------------------------

Pick up hasil bantuan Hera (our junior in SMAKBO) sudah menepi di pinggiran jalan depan McD. Berangkat. Psst, I got some of picture here! Here it is
di mana pun

mereka tidak lepas dari pantauan

cerah dan tidaknya

till I got what I want to see

Mc Donald dengan pemandangan langit terkece selama saya pernah lihat seumur hidup saya
Tawar menawar sudah diambil alih oleh yg punya urusan. Saya dan Icha di depan dan sisanya di bak terbuka termasuk salah satu wanita perkasa, Dina. Hehe. Padahal saya yakin, karena cuaca hari itu "baik" sekali, maka logikanya adalah mereka akan kepanasan di posisi tersebut tanpa pelindung kepala. But, happiness give us extra power to fight it. Am I right? :D

Bagi saya pribadi, cara menikmati sebuah perjalanan setiap orang akan berbeda. Mungkin ada yg harus selalu bersama dengan orang lain, bercanda, ngobrol, bergurau, atau heboh dan berisik. Atau ada tipikal yang cukup duduk manis, ikuti suasana perjalanan dengan natural, melihat jendela atau tanpa jendela menikmati semua yang dilewati, bahkan diam dalam pencernaan panjang tentang apa makna di balik perjalanannya. Kamu bisa pilih akan masuk tipikal mana. Keduanya pun tidak masalah :)

Intinya, setiap perjalanan itu perlu dinikmati.

Perjalanan kami cukup panjang ternyata. Perlu beberapa kali bertanya untuk sampai jalur yg benar menuju basecamp Merbabu. Sampai akhirnya berhenti di Pos Polisi. Menjadi salah satu pengalaman pertama yg berharga di sini. Alasannya simpel sebetulnya, karena dari awal tidak mendapat kepastian dimana letak pasti basecamp setelah bertanya sana sini di penduduk sekitar, saya memutuskan turun dan langsung ke kantor polisi terdekat yg kebetulan kami lewati. Hehe. Asli, hanya niat bertanya sejelas-jelasnya dan sudah. Tapi, tidak semudah itu kawan. Saya dioper ke kepala petugas yg sedang jaga. Ditanya panjang lebar sampai akhirnya Brian harus turun tangan juga. (ampun, Bosss!) Diminta untuk menuliskan semua anggota yang akan mendaki dan menuliskan nomor kontak yang bisa dihubungi oleh petugas bila terjadi sesuatu (something that we want to). Akhirnya nomor saya yang saya serahkan untuk dijadikan pegangan petugas. Sebagai gantinya mereka juga memberikan nomor pos polisi tersebut, tujuan yang sama diharapkan oleh mereka. Baiklah. Untung saja para petugas itu berwajah ramah. Tegang hilang.

FYI:
POLSEK SELO
0276-326110

Mungkin berguna untuk siapa saja yang kebetulan baca tulisan ini dan sebagai pelengkap informasi :)

Nah, segitu dulu deh. Perjalanan kami belum berhenti. Sampai jumpa di part III, kawan!

Bonus pemandangan sepanjang jalur yg saya lewati ...

Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi

Merapi dari jauh

Padi menguning

Hasil duduk di depan

Masih jauh

Hangatkan cintamu, bakarlah sampahmu. Katanya.

Merbabu dari jauh

Malu bertanya sesat di jalan :D

Slurpee bawaan Ica ^_^ . Slurpee ter-hits di tahun 2013

far away
Brian di Kantor Polisi

see yaa...

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar