Everyone is -----
By orangemitrada - 16.5.14
"katanya ga mau nyontek, harus orisinil, anti mainstream, keren deh!" Mas Anom terus saja nyinyir di sebelahkku yg masih anteng mengetikan deretan kata-kata di keyboard. Aku sedang sibuk menyusun tugas akhir kuliahku. Ini sudah masuk tahap genting tingkat dua di hidupku. Semester akhir, skripsi tertawa lepas menyambut aku yang masih belum bisa tenang berpikir.
"Mas bawel deh, aku hanya lihat bukan nyontek. Ini kan aku tulis juga sumbernya. Ya karena kita setopik pembahasan jadi wajar kan kalau tulisan ini aku jadikan acuan?" pertanyaan retorika yang tidak perlu dijawab olehnya sebetulnya.
Kembali mengenang masa aku pertama masuk kuliah dulu, aku heboh dengan semangat menggebu akan menyelesaikan segalanya dengan sesempurna mungkin. Mas Anom adalah tempat aku bercerita segalanya. Semua. Kuliah, kerja, teman, tempat hang-out, cita-cita, dan target-target apa saja yang aku buat selama aku di dunia ini. Selama yang aku bisa.
Aku pernah duduk dan berbincang serius dengannya suatu malam. Aku lupa tepatnya kapan, yg jelas itu adalah malam aku selesai kuliah di semester tiga. "Mas, aku jadi kepikiran deh. Skripsi aku nanti akan aku buat beda dengan yang lain. Aku akan usahakan yg terbaik untuk dapat tulisan yg baik tapi gak ngayal dan kosong. Buat apa ya jadi lulusan sarjana terus punya skripsi bagus tapi ga berguna juga untuk sekkitar. Apalgi kalau sampai tugas akhir untuk gelar itu minta jasa pembuatan skripsi untuk menyelesaikannya.Coba ya, masa tadi aku diceritain sama teman aku. Katanya dia udah males bikin skripsi dan mentok, di sisi lain perusahaan yg kasih dia beasiswa juga udah nuntut dia cepet lulus karena dia udah tahun kelima di kampus. Akhirnya apa, dia nekat pakai jasa pembuatan skripsi di luar dengan harga mahal banget tapi emang bagus sih isinya. Soalnya skripsi yang dia buat ditolak terus karena dianggap ga mutu. Kasiann banget kan ya?" cerita aku panjang lebar. Aku menoleh ke Mas Anom meminta tanggapan darinya.
Tapi apa yang aku dapat hanya anggukan sebagai respon. "Yuk, isitirahat! Besok kamu kerja lagi. Mas juga." singkat lalu pergi ke kamar dan meninggalkan aku yang masih duduk di ruang tengah.
"ih, gitu doang? Ampun deh." Dapat respon seperti ya sudah aku ke kamar juga.
Aku bergumam sendiri sambil jalan ke kamar. Ya itu kejadian yg sudah cukup lama sampai akhirnya komentar itu keluar dari mulut Mas Anom malam ini. Dipikir-pikir ternyata ini rasanya. Aku tiba pada titik maksimal otak bekerja. Tidak lagi bisa bertahan pada ideliasme yang sudah selama ini aku susah payah bangun dari aku mulai jalan sebagai mahasiswa yang juga pekerja. Tidak akan melakukan tindakan ini, copy paste karya orang lain dan tidak mencari ide lain untuk mengembangkan materi yang aku akan angkat di skripsiku. Bahkan aku sempat akan pakai jasa pengetikan skripsi saja di luar karena aku terbentur tugas kantor yang menuntut lebih banyak waktu dan memaksa aku meninggalkan kewajiban lainku sebagai seorang mahasiswa.
#tbc
"Mas bawel deh, aku hanya lihat bukan nyontek. Ini kan aku tulis juga sumbernya. Ya karena kita setopik pembahasan jadi wajar kan kalau tulisan ini aku jadikan acuan?" pertanyaan retorika yang tidak perlu dijawab olehnya sebetulnya.
Kembali mengenang masa aku pertama masuk kuliah dulu, aku heboh dengan semangat menggebu akan menyelesaikan segalanya dengan sesempurna mungkin. Mas Anom adalah tempat aku bercerita segalanya. Semua. Kuliah, kerja, teman, tempat hang-out, cita-cita, dan target-target apa saja yang aku buat selama aku di dunia ini. Selama yang aku bisa.
Aku pernah duduk dan berbincang serius dengannya suatu malam. Aku lupa tepatnya kapan, yg jelas itu adalah malam aku selesai kuliah di semester tiga. "Mas, aku jadi kepikiran deh. Skripsi aku nanti akan aku buat beda dengan yang lain. Aku akan usahakan yg terbaik untuk dapat tulisan yg baik tapi gak ngayal dan kosong. Buat apa ya jadi lulusan sarjana terus punya skripsi bagus tapi ga berguna juga untuk sekkitar. Apalgi kalau sampai tugas akhir untuk gelar itu minta jasa pembuatan skripsi untuk menyelesaikannya.Coba ya, masa tadi aku diceritain sama teman aku. Katanya dia udah males bikin skripsi dan mentok, di sisi lain perusahaan yg kasih dia beasiswa juga udah nuntut dia cepet lulus karena dia udah tahun kelima di kampus. Akhirnya apa, dia nekat pakai jasa pembuatan skripsi di luar dengan harga mahal banget tapi emang bagus sih isinya. Soalnya skripsi yang dia buat ditolak terus karena dianggap ga mutu. Kasiann banget kan ya?" cerita aku panjang lebar. Aku menoleh ke Mas Anom meminta tanggapan darinya.
Tapi apa yang aku dapat hanya anggukan sebagai respon. "Yuk, isitirahat! Besok kamu kerja lagi. Mas juga." singkat lalu pergi ke kamar dan meninggalkan aku yang masih duduk di ruang tengah.
"ih, gitu doang? Ampun deh." Dapat respon seperti ya sudah aku ke kamar juga.
Pokoknya, kalau tiba waktuku nanti akan beda, orisinil, keren, anti mainstream, dan yang pasti gak nyontek. Apalagi pakai jasa gitu-gituan. Ih, buat apa akunya kuliah lama-lama kalau gitu mah.
Aku bergumam sendiri sambil jalan ke kamar. Ya itu kejadian yg sudah cukup lama sampai akhirnya komentar itu keluar dari mulut Mas Anom malam ini. Dipikir-pikir ternyata ini rasanya. Aku tiba pada titik maksimal otak bekerja. Tidak lagi bisa bertahan pada ideliasme yang sudah selama ini aku susah payah bangun dari aku mulai jalan sebagai mahasiswa yang juga pekerja. Tidak akan melakukan tindakan ini, copy paste karya orang lain dan tidak mencari ide lain untuk mengembangkan materi yang aku akan angkat di skripsiku. Bahkan aku sempat akan pakai jasa pengetikan skripsi saja di luar karena aku terbentur tugas kantor yang menuntut lebih banyak waktu dan memaksa aku meninggalkan kewajiban lainku sebagai seorang mahasiswa.
#tbc
0 komentar