Dear Jakarta,Waktu cepat berlalu ya, Ri. Manusia yang sadar akan ini pasti sudah berlomba-lomba mengumpulkan apa yang mereka anggap perlu. Harta, Ilmu, Amalan, dan lain sebagainya. Sekarang, sudah sampai pada tahun ke-tiga di kota ini. Kota Metropolitan. Jakarta. Tempat semua suku bersanding jadi satu mengadu nasib dan peruntungan dari seluruh penjuru nusantara.
Kamu yang menghiasi pagi, siang, dan malamku selama lebih dari setahun ini. Tepat per tanggal 01 Mei 2011, saya resmi menjadi bagian dari segala aktivitas padatmu. Banyak cerita tentang Jakarta, tapi memang masih belum banyak ketimbang Bogor, Sang Kota Hujan. Kali ini izinkan saya membahas sedikit tentangmu yang saya ketahui dan nikmati selama kurun waktu setahun ini. Biarkan ini menjadi catatan awal saya berada dalam naunganmu, siap tahu nanti ini dibutuhkan, ketika ingatan mulai pudar, tapi jiwa ingin tetap mengenang :)
--------------------------------------
Ditulis di bulai Mei 2012
Apa kabar hatimu yang dulu pemalu? Apa masih tetap bersembunyi di balik tirai atau mulai garang dan sudah menunjukkan wajah aslinya? Sifat arogansi yang kian terasah ketika sekeliling bukan lagi kau anggap inspirasi melainkani lawan yang harus kau tumpas sampai mati.
Apa kabar nalurimu sebagai seorang anak kesayangan orang tua? Apa masih selalu rindu menyentuh wajah yang mungkin sekarang semakin tegas garis-garis itu menghiasinya atau hanya ingat saja tapi tidak pernah datang bahkan sapa lewat udara? Kemana larinya anak papa yang manis dan manut dan bisa kapan saja diajak pergi atau sekedar diskusi?
Entah lingkungan atau akal yang berkembang di luar batas kewajaran, tidak lagi ada sisa manusia masa lalu itu. Polanya adalah setelah lelah seharian bekerja, sesaat memikirkan tugas "syarat" strata satu, berselancar di dunia maya, lalu pulas dalam imaji tentang nirwana yg kemudian buyar dipecah lengkingan pagi.
Hubunganku dengan dunia mulai berbatas kembali. Aku kembali merasa dua dalam satu.
Selamat hari Senin pagi, Jakartaku!
aku masih terjaga...
menerawang tentang tahun selanjutnya di tubuhmu yg makin berjelaga
bertahan atau lari saja
aku lelah
0 komentar