Saya menikmati sore ini bersama kamu. Kamu yang manis dan penuh warna buat saya. Mendengarkan Sundial Dreams-nya Kevin Kern sembari memandangi langit sore merona keemasan. Seandainya kamu selalu ada seperti ini, saya pasti tidak lagi meragu terhadap diri saya sendiri. Jadi, maukah untuk tetap tinggal dan tidak membiarkan saya menghabiskan hari dengan tidur berkepanjangan dan mengabaikan segala tugas yang datang?
Saya yang bahagia selalu ketika kamu ada.
R.
Teruntukmu yang kini sedang duduk di hadapanku, yang sibuk dengan layar laptop dan ponsel masing-masing. Musik mengalun merdu sedang di luar sana mobil-mobil dengan lampu menyala berlalu memenuhi liuk jalan kawasan Pondok Indah. Kau yang satu ikut bersenandung sedang yang satu lainnya sesekali mencuri lempar pandangan kosong ke jendela sebelah kita. Lalu kalian tenggelam lagi dalam pekerjaan yang aku tak tahu sudahnya kapan.
Terima kasih untuk sepotong pretzel dengan rasa yang aku suka ini. Kamu begitu baik hati. Jujur ya, aku masih saja terharu setiap kali kebaikanmu datang menghampiriku. Rasanya kamu seperti malaikat yang tidak pernah habis baiknya. Tidak sekali. Berkali-kali. Tapi malam ini rasanya lebih terharu.
Terima kasih juga untuk kamu yang cantik dan patut aku banggakan bahkan lebih dari sekedar teman. Kamu yang pertama kali membawa aku datang ke sebuah acara musik di ibu kota. Memperkenalkan duniamu yang ternyata menarik juga untuk aku masuki. Membiarkan aku melebur menjadi satu pada setiap langkah yang membawa kita ketika bersama. Bahkan tidak sekali ketika kita berpisah di suatu acara, orang lain akan bertanya pergi kemana salah satu di antara kita.
Detik ini, saat kalimat ini sedang kubuat..kalian sedang saling menanggapi tentang suatu hal di ponsel. Sebentar saja. Kemudian kalian kembali ke posisi semula. Kau serius dengan ketikanmu di laptop dan musik lain lewat earphone-mu dan kau yang serius menanggapi *grup kantor* lewat ponsel. Untuk satu hal ini, kamu yang terakhir kusebutkan, kenapa kamu selalu mau saja melayani mereka di lewat jam kantor? .
Sudah cukup lama aku bersama dengan kalian. Semakin disadari bahwa kalianlah tempat sebuah kebahagiaan itu ada. Salah satu tempat untuk mendapatkan pelukan, candaan, dan dukungan. Iya kalian. Aku ingin berterima kasih pada Tuhan yang membiarkan aku mengenal kalian di semesta ini. Bahwa berada di lingkaran kau dan kau adalah tempat aman tanpa perlu sandiwara cari kasih sayang dan perhatian. Tanpa perlu saling menusuk dan menjatuhkan. Tanpa perlu khawatir kalian akan meninggalkan demi sebuah jabatan.
Aku pada Kalian
Aku sayang Kalian
Terima kasih untuk sepotong pretzel dengan rasa yang aku suka ini. Kamu begitu baik hati. Jujur ya, aku masih saja terharu setiap kali kebaikanmu datang menghampiriku. Rasanya kamu seperti malaikat yang tidak pernah habis baiknya. Tidak sekali. Berkali-kali. Tapi malam ini rasanya lebih terharu.
Terima kasih juga untuk kamu yang cantik dan patut aku banggakan bahkan lebih dari sekedar teman. Kamu yang pertama kali membawa aku datang ke sebuah acara musik di ibu kota. Memperkenalkan duniamu yang ternyata menarik juga untuk aku masuki. Membiarkan aku melebur menjadi satu pada setiap langkah yang membawa kita ketika bersama. Bahkan tidak sekali ketika kita berpisah di suatu acara, orang lain akan bertanya pergi kemana salah satu di antara kita.
Detik ini, saat kalimat ini sedang kubuat..kalian sedang saling menanggapi tentang suatu hal di ponsel. Sebentar saja. Kemudian kalian kembali ke posisi semula. Kau serius dengan ketikanmu di laptop dan musik lain lewat earphone-mu dan kau yang serius menanggapi *grup kantor* lewat ponsel. Untuk satu hal ini, kamu yang terakhir kusebutkan, kenapa kamu selalu mau saja melayani mereka di lewat jam kantor? .
Sudah cukup lama aku bersama dengan kalian. Semakin disadari bahwa kalianlah tempat sebuah kebahagiaan itu ada. Salah satu tempat untuk mendapatkan pelukan, candaan, dan dukungan. Iya kalian. Aku ingin berterima kasih pada Tuhan yang membiarkan aku mengenal kalian di semesta ini. Bahwa berada di lingkaran kau dan kau adalah tempat aman tanpa perlu sandiwara cari kasih sayang dan perhatian. Tanpa perlu saling menusuk dan menjatuhkan. Tanpa perlu khawatir kalian akan meninggalkan demi sebuah jabatan.
Aku pada Kalian
Aku sayang Kalian