Kata Bapak,
Kita memang orang sederhana, tidak kaya raya dan tidak bisa semau kita kalau mau apa saja. Tapi kita punya harga diri sebagai manusia.
Ga bisa, Pak. Bahkan aku merasa harga diriku sudah jauh kutinggal di sela gang dan di atas kasur busa. Kutanggalkan satu-satu. Kunikmati pilu. Tapi lambat laun Bapak tahu, ternyata harga dirinya yang kini jauh terasa lebih pilu.
Balada Gadis dengan harga diri di kota besar bernama Jakarta. Alih-alih bahagia, Gadis pada akhirnya menjadi pelaku sekaligus korban atas keserakahan atas nama cinta.
0 komentar