Hai, Kamu!
Apa kabar hari ini? Selamat malam!! Sudah Februari! Udah ada yg baru atau masih sama aja? Gitu-gitu aja?
Omi kali ini mau cerita tentang pengabaian. Bahasa mudahnya dan biasa kita dengar adalah 'dicuekin'. Pernahkah kamu mencoba menyapa seseorang dengan senyuman dan semangat terbaikmu di suatu pagi? Lalu ternyata respon orang yang kamu sapa sama sekali tidak seperti yang kamu harapkan. Dingin. Oh, atau bahkan abai sama sekali. Tidak peduli. Sibuk dengan dirinya sendiri. Tidak membalas senyum atau melirik sekalipun padamu. Fine. Omi digituin. (Curhat)
Jadi, ceritanya suatu hari di pekan lalu Omi mengunjungi sebuah taman termpat Omi sering main dulu sama teman-teman. Karena satu dan lain hal, Omi menjadi jarang sekali datang lagi ke taman itu. Tapi teman-teman Omi tetap setia dengan taman itu, mungkin ada ikatan batin antara mereka dan taman begitupun sebaliknya. Mereka sekarang punya alat main yang baru dan tampak menyenangkan. Kesannya taman itu lebih terang dari pada sebelumnya. Omi senang sekali ketika lewat taman itu karena melihat suatu perubahan yang begitu bagus. Karena itulah Omi memutuskan untuk mampir sebentar dan menyapa teman-teman. Ada selipat rindu di tumpukan dan rasanya ingin menyalurkan ceria di pagi hari ke mereka. Ternyata oh ternyata, nyata tak seindah kira. Tidak sehangat yang Omi bayangkan.
Omi seperti outsider yang datang dan tidak dikenali. Cuma bisa menjelajah sendiri dan mencoba menyapa sebisanya teman-teman Omi yang sekiranya masih Omi kenali dan tampak bisa didekati. Ada sedikit kecewa. Oh tidak! Banyak sebetulnya. Tapi kemudian Omi sadari, semuanya pasti akan berubah. Tidak ada yang pernah sama seutuhnya. Kita cuma perlu adaptasi dan menyeleraskan diri dengan datangnya perubahan itu.
Pulang dari taman, Omi jadi kontemplasi di kamar. Satu dua hal yang Omi dapatkan sebagai hasil perlakuan orang lain adalah waktu akan merubah semuanya cepat atau lambat, sedikit atau banyak. Bukan hanya perkara cueknya teman-teman Omi yang tadi itu. Ternyata, setelah Omi coba cerna lingkunganpun juga begitu. Karena saling berkaitan, waktu memengaruhi perubahan yang terjadi di dalamnya. Orang-orang, lingkungan, tempat, dan kesempatan termasuk pengalaman secara otomatis ikut terkena dampak. Jadi mau ga mau orang yang kemudian hilang dari lingkungan tersebut akan terabaikan. Diabaikan. Merasa abai. Mengabaikan.
Pada akhirnya Omi ga bisa sepenuhnya menyalahkan teman-teman, ada hal-hal yang Omi pun harus mengerti dan maklumi. Gapapa... Dicuekin toh ga selamanya. Dicuekin toh ga sama semua. Dicuekin toh masih bikin diri sendiri bahagia. Gapapa. Semoga.
~
Omi seperti outsider yang datang dan tidak dikenali. Cuma bisa menjelajah sendiri dan mencoba menyapa sebisanya teman-teman Omi yang sekiranya masih Omi kenali dan tampak bisa didekati. Ada sedikit kecewa. Oh tidak! Banyak sebetulnya. Tapi kemudian Omi sadari, semuanya pasti akan berubah. Tidak ada yang pernah sama seutuhnya. Kita cuma perlu adaptasi dan menyeleraskan diri dengan datangnya perubahan itu.
Pulang dari taman, Omi jadi kontemplasi di kamar. Satu dua hal yang Omi dapatkan sebagai hasil perlakuan orang lain adalah waktu akan merubah semuanya cepat atau lambat, sedikit atau banyak. Bukan hanya perkara cueknya teman-teman Omi yang tadi itu. Ternyata, setelah Omi coba cerna lingkunganpun juga begitu. Karena saling berkaitan, waktu memengaruhi perubahan yang terjadi di dalamnya. Orang-orang, lingkungan, tempat, dan kesempatan termasuk pengalaman secara otomatis ikut terkena dampak. Jadi mau ga mau orang yang kemudian hilang dari lingkungan tersebut akan terabaikan. Diabaikan. Merasa abai. Mengabaikan.
Pada akhirnya Omi ga bisa sepenuhnya menyalahkan teman-teman, ada hal-hal yang Omi pun harus mengerti dan maklumi. Gapapa... Dicuekin toh ga selamanya. Dicuekin toh ga sama semua. Dicuekin toh masih bikin diri sendiri bahagia. Gapapa. Semoga.
~
0 komentar