"Gue pengen mengenal lebih jauh seumur hidup gue."
"Lama banget."
"Iya kalau lama, kalau ternyata besok gue ga ada ya ga jadi lama. Bentaran doang."
"Hush. Bicara itu yang baik-baik."
"Kan umur ga ada yang tahu, Wan."
--
Kuperhatikan kau perlahan tapi pasti mulai mencintainya. Apa kau sudah yakin kau ingin bersamanya? Apa kau tidak takut hatimu akan sekali lagi tersakiti? Mengapa diam saja sampai saat ini kalau kau memang menginginkannya ada selalu di hidupmu? Apa karena kamu tahu batasmu hanya sampai pada sebuah senja di suatu hari nanti?
Kalau aku jatuh cinta, apakah aku menjadi kalah?
Tidak pernah ada batas berupa dinding di antara kita sebelumnya. Bukan juga tirai penghalang mata.
Lalu, apakah jika aku jatuh cinta lantas aku menjadi kalah karenanya?
Lalu ketika Putri Duyung bertanya pada lelaki itu, apakah itu cinta?
Lelaki itu menjawab, cinta adalah berpasrah dan percaya. Sekaligus kau menyerah. Atas segalanya.
Menyedikan sekali mereka.
Tapi siang ini aku ingin melantangkan suara. Berkata bahwa aku jatuh cinta.
Iya, akuuuuuuuu
cintaaaaaa
kamuuuuuu
Akan aku biarkan suaraku bergema, saling bersahutan di tebing-tebing antara kita. Aku tahu kamu mendengar.
Tidak pernah ada batas berupa dinding di antara kita sebelumnya. Bukan juga tirai penghalang mata.
Lalu, apakah jika aku jatuh cinta lantas aku menjadi kalah karenanya?
Lalu ketika Putri Duyung bertanya pada lelaki itu, apakah itu cinta?
Lelaki itu menjawab, cinta adalah berpasrah dan percaya. Sekaligus kau menyerah. Atas segalanya.
Menyedikan sekali mereka.
Tapi siang ini aku ingin melantangkan suara. Berkata bahwa aku jatuh cinta.
Iya, akuuuuuuuu
cintaaaaaa
kamuuuuuu
Akan aku biarkan suaraku bergema, saling bersahutan di tebing-tebing antara kita. Aku tahu kamu mendengar.