Mereka bilang, mereka hanya ingin pendamping yang kelak menerima mereka di kala sulit maupun senang. Karena katanya, menanjak bersama tentu akan terasa lebih mudah. Pun begitu ketika turun, akan terasa lebih aman dan nyaman ketika bisa menemukan pegangan.
Aku bilang, aku hanya ingin seseorang yang bisa menyayangi dan bertanggung jawab penuh atasku.
Mereka bilang, lelah mencari dan menunggu makanya ingin menjemput bola yang ada di depan mata. Menggiringnya memasuki gawang, barangkali setelahnya akan tercipta sebuah gol dan terdengar sorak sorai penonton di sekeliling stadion. Menggema.
Aku bilang, selamat datang. Kalian sudah berjuang. Selangkah demi selangkah. Menyerah sebelum bertanding itu adalah pantang.
Padahal sejatinya tidak pernah ada manusia yang betulan rela mau diajak susah. Tidak pernah ada manusia yang mau menerima tanpa ada syarat di antaranya. Tidak ada manusia yang hanya bersedia disayangi tanpa dipenuhi setiap inginnya.
Keinginan kita yang sederhana ini tidaklah sederhana.
Beberapa hari lalu aku tahu kamu akan datang ke tempat itu. Setelah sekian lama aku tidak pernah lihat lagi rupamu seperti apa sekarang. Kurasa.. kalau suara tentu tidak akan berubah, pun dengan teduh matamu, dan senyum simpulmu. Di balik bingkai yang masih sama, teduh tatapanmu masih saja menyimpan ketegasan mendalam. Aku yang berulang kali luluh lantak di hadapannya. Aku masih saja merasa kalah kalau harus berhadapan denganmu.
Jalan kita sekali lagi tidak bertemu. Aku tidak benar-benar bisa bertahan lebih lama dari yang kamu harapkan. Mungkin, itupun jika benar adanya sebuah harapan keluar dari sanubarimu. Aku pergi, kamu kembali. Setiap hari aku berdoa, barangkali kita bisa berjumpa. Secarik surat setiap jeda. Sebait lagu setiap angin bertiup syahdu. Rinduku akan kamu.
Bagaimana caranya agar kamu tahu semua itu? Atau kamu memang tidak perlu tahu dan biarkan saja sebuah rindu terbang bersama Murai menuju pelangi? Tidak akan sampai.
Dari semua yang membersamai kita sampai saat ini, kita tetap tidak bisa tergantikan. Kunci di rak sepatu dan foto di selipan buku. Tidak ada yang berubah. Hanya saja rindu memang tidak akan pernah sampai. Atau kita sama-sama tahu, tapi diam adalah jalan yang lebih baik? Kita tidak pernah baik bila bertemu lagi? Benarkah begitu?
Caraku mengatakan rindu, ada dalam kotak abu-abu berbalut abu.
Jalan kita sekali lagi tidak bertemu. Aku tidak benar-benar bisa bertahan lebih lama dari yang kamu harapkan. Mungkin, itupun jika benar adanya sebuah harapan keluar dari sanubarimu. Aku pergi, kamu kembali. Setiap hari aku berdoa, barangkali kita bisa berjumpa. Secarik surat setiap jeda. Sebait lagu setiap angin bertiup syahdu. Rinduku akan kamu.
Bagaimana caranya agar kamu tahu semua itu? Atau kamu memang tidak perlu tahu dan biarkan saja sebuah rindu terbang bersama Murai menuju pelangi? Tidak akan sampai.
Dari semua yang membersamai kita sampai saat ini, kita tetap tidak bisa tergantikan. Kunci di rak sepatu dan foto di selipan buku. Tidak ada yang berubah. Hanya saja rindu memang tidak akan pernah sampai. Atau kita sama-sama tahu, tapi diam adalah jalan yang lebih baik? Kita tidak pernah baik bila bertemu lagi? Benarkah begitu?
Caraku mengatakan rindu, ada dalam kotak abu-abu berbalut abu.
di sini |
the magic of the touch!
Really tuning into our sense of touch can be one of the most amazing ways to practise mindfulness. Have you ever really stopped to think about how the fresh air feels on your skin?
How real leather can feel both soft and rough?
How a loved one's skin feels to the touch?
Or how it feels to experience the warmth of the fire?
just take a moment!
to feel it.
--
and I love your touch.
Really tuning into our sense of touch can be one of the most amazing ways to practise mindfulness. Have you ever really stopped to think about how the fresh air feels on your skin?
How real leather can feel both soft and rough?
How a loved one's skin feels to the touch?
Or how it feels to experience the warmth of the fire?
just take a moment!
to feel it.
--
and I love your touch.