Mereka bilang, mereka hanya ingin pendamping yang kelak menerima mereka di kala sulit maupun senang. Karena katanya, menanjak bersama tentu akan terasa lebih mudah. Pun begitu ketika turun, akan terasa lebih aman dan nyaman ketika bisa menemukan pegangan.
Aku bilang, aku hanya ingin seseorang yang bisa menyayangi dan bertanggung jawab penuh atasku.
Mereka bilang, lelah mencari dan menunggu makanya ingin menjemput bola yang ada di depan mata. Menggiringnya memasuki gawang, barangkali setelahnya akan tercipta sebuah gol dan terdengar sorak sorai penonton di sekeliling stadion. Menggema.
Aku bilang, selamat datang. Kalian sudah berjuang. Selangkah demi selangkah. Menyerah sebelum bertanding itu adalah pantang.
Padahal sejatinya tidak pernah ada manusia yang betulan rela mau diajak susah. Tidak pernah ada manusia yang mau menerima tanpa ada syarat di antaranya. Tidak ada manusia yang hanya bersedia disayangi tanpa dipenuhi setiap inginnya.
Keinginan kita yang sederhana ini tidaklah sederhana.
0 komentar