Untuk sebuah alasan, dia datang ke tempat ini. Menjalani setiap perasaan pada setiap peran. Tidak ada yg berubah sampai dia bertemu dengan gadis manis berkepang dua. Tatapan dingin yang biasa menjalar dari dua bola mata biru miliknya, berubah jadi binar hangat yang cuma aku yang lihat. Gadis manis merubahnya. Alasan dia datang ke tempat ini sepertinya terpenuhi. Mencari hangat yang selama ini hilang ditelan salju abadi.
Untuk sebuah alasan, dia pergi dari rumah ini. Membawa setiap kebohongan atas kebenaran. Membiarkan yang ditinggalkan beronggok debu dan mengabu atau bahkan menghitam. Baginya luar rumah adalah kebebasan sampai pada suatu pagi dia ingat rumah adalah tempat pulang dari segala bimbang. Kini, ketika dia gamang tapi sayang tak bisa kembali pulang.
Untuk sebuah alasan, kamu pernah mencintaiku. Tapi aku tak pernah menemukan alasan pasti kenapa aku melakukannya juga padamu dan masih tetap begitu.