Aku pikir kita ini lelah sendirian, tapi ternyata bersamaan. Tidak saling berjauhan, justru ternyata sudah saling berdekatan.
OB kantor harus datang super pagi dan pulang lebih lambat dari yang lain. Satpam kantor juga harus siaga dan siap disalahkan ketika terjadi kehilangan. Dianggap tidak becus menjaga, padahal mata sudah setengah mati harus ditahan untuk tetap terjaga ketika yang lain lelap dibuai mimpi berbalut cerita. Bude Mar masih harus keliling mengumpulkan uang katering harian dan kotak makanan kosong setiap sore dari satu paragon ke paragon lain. Kita? Tidak seperi mereka yang harus begerak sedemikian rupa memang, tapi bukankah memikirkan banyak hal sekaligus juga sama melelahkannya? Merapikan semua kekacauan sistem yang terjadi, mengonfimasi semua orang, bolak-balik revisi kirim file FA. Atau mengakomodir semua jadwal orang menjadi satu agar suatu cerita bisa tercipta? Percayalah, tidak semuanya terasa manis.
Tapi, #SelaluAdaBahagia.
Ada mama yang tidak pernah absen bertanya dimana aku, sudah makan atau belum, apakah aku baik-baik saja atau bagaimana. Ada papa yang meski jarang sekali menyapa, tapi sesekali bertukar cerita lewat udara. Ada teman-teman baik yang entah bagaimana caranya seperti peramal yang tahu sekali kita sedang butuh apa dan menyediakannya di atas meja kerja. Ada orang-orang yang secara ajaib datang sekali lalu pergi tapi meninggalkan jejak bermakna, membuka mata. Bisa serupa mba tukang jamu, ibu penyapu jalanan, atau pengemudi angkutan kota. Ada juga dia yang akan selalu memberikan waktu terbuka untuk mendengar cerita, sekedar berceloteh di waktu senggang, atau jadi tempat bersandar kalau butuh sesekali mengumbar sumpah serapah. Belakangan orang-orang ini menjadi sumber kebahagiaan dan menjadi kesayangan. Mereka ada di tempat-tempat yang akan aku jaga. Memberikan kekuatan yang mungkin kita butuhkan jika sudah merasa tak sanggup sendirian.
dan kupikir betapa sederhana semua ini
;)
dan yang tidak pernah meninggalkanku barang sedetik, meski seringkali aku lupa
Allah
Allah
0 komentar