Aku menghapal jalan baru. Berlubang dan banyak liku. Kadang kembali ke titik temu yang sama. Kadang bercabang dari yg sebelumnya. Berkali-kali. Setiap hari. Aku menghapal jalan baru.
Suatu hari ada kutemukan batu berukir. Sedikit retak tapi indah dipandang mata. Kuhentak sekali, tidak lantas terserak. Dia tetap di sana. Tetap berupa batu dengan sedikit retak.
Aku memasukkannya ke kantung lusuh milikku. Harapanku suatu saat pasti berguna. Untuk apa saja. Aku hanya percaya. Bercampur bersama ranting kayu, bersebelahan dengan biji randu.
Aku kembali menapaki jalan baru. Semakin jauh dari titik temu. Tapi aku bersama sebuah batu, ranting kayu, dan biji randu. Perkara perut mau diisi apa, masih selalu ada setangkup roti yang entah kenapa selalu jadi utuh lagi tiap kali aku makan.
Mungkin ini jawaban, aku hanya perlu terus berjalan.
0 komentar