Ramadan tiba dengan selalu sederhana tapi penuh makna. Sibuk kejar-kejaran dengan waktu untuk jadwal tayang ragam materi. Kemarin itu bonus-bonus tahunan turun, tapi sudah pergi ke mana. Semua masuk pos-pos pengurangan dengan seksama dan rapat sekali barisannya.
Di rumah-rumah makanan mulai dipreparasi dengan sedemikian rupa, mempermudah hidup di waktu sahur katanya. Bilang saja, mata masih butuh pejam tapi jam tidur semakin menipis batasnya. Mana ada daya lebih untuk memilih "mau makan apa yaa?".
Sudah malam ke tiga tapi belum bisa ikut euforia. Malah jadi makin banyak berpikir, kalau aku mati tiba-tiba, anakku nanti dengan siapa ya?